WHAT THEY EXPECT FROM US.
Tanggal 5 September 2015 bertempat di Hotel Novotel Bandung, Supply Chain Indonesia menyelenggarakan seminar bertajuk “E-commerce Tantangan dan Peluang Baru Bisnis Transportasi dan Logistik.
Istilah e-commerce saat ini sudah bukan asing lagi bagi sebagian besar masyarakat. Jack Ma, CEO dan founder Ali Baba Group sebuah entitas e-commerce terbesar di China bahkan mungkin di Asia pernah mengatakan pada tahun 2013, “Dalam 5-10 tahun, tidak ada lagi orang yang membicarakan e-commerce”. Itu berarti e-commerce sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.
Agenda seminar diisi dengan presentasi dari beberapa narasumber stakeholder yang berkepentingan dengan bisnis e-commerce. Paparan dari beberapa narasumber dapat ditarik kesimpulan, apa sebenarnya yang diharapkan oleh pelaku bisnis e-commerce kepada para pelaku bisnis transportasi dan logistik? Disini PT Pos Indonesia berdiri sebagai salah satu pelaku dari bisnis transportasi dan logistik. Secara mikro pernyataan itu menjadi “apa yang diharapkan pelaku bisnis e-commerce kepada PT Pos Indonesia”.
Ventya Gema Kustriaty, Vice President Lazada Express menyampaikan bahwa “pemain logistik itu banyak tapi yang cocok dengan e-commerce tidaklah banyak”. Karena kiriman e-commerce mempunyai spesifikasi berbeda dengan kiriman yang lain yang memerlukan penanganan atau handling yang khusus. Sebagaimana diketahui bahwa setiap tanggal 12 Desember ditetapkan sebagai Hari Belanja Online Nasional. Pada tanggal tersebut semua toko online besar di Indonesia berlomba-lomba untuk memberikan diskon dan insentif bagi masyarakat yang melakukan transaksi pembelian di toko online mereka. Akibatnya transaksi pada hari tersebut melonjak tajam dibanding hari-hari lainnya. Demikian pula yang terjadi di Lazada, akibat kenaikan volume transaksi berdampak pada pelayanan menurun. Ventya Gema Kustriaty menyampaikan, pada saat tersebut di Lazada terdapat 70.000 lebih transaksi yang tidak ada status shippingnya karena perusahaan kurir tidak melakukan update data. Kondisi ini seharusnya tidak perlu terjadi jika ada system yang menghubungkan antara e-commerce dan perusahaan logistic/kurir.
Sasaran utama logistic e-commerce yang diharapkan oleh Ventya Gema Kustriaty sebagai berikut;
- Penyampaian tepat waktu (on time delivery),
- Tidak ada kerusakan dan kehilangan kiriman (no damage and missing)
- Akses ke angkutan dan layanan jejak lacak,
- Update status kiriman
- Keakuratan persediaan produk
- Penerapan FIFO
- Integrasi system teknologi
- Produktifitas tinggi
Dimana tantangan yang dihadapi oleh logistic e-commerce adalah :
- Fulfillment yang meliputi, inbound quality control, inventory, pick up, packing, warehouse management system dan cross dock
- Last mile delivery yang meliputi, network, delivery lead time, tracking and tracing, COD capability, dan system integration.
- Reverse Logistics yang meliputi, return management dan shipping point.
Dalam bisnis e-commerce saat ini permasalahan reverse logistics menjadi isu penting dan urgent/mendesak. Data menunjukkan tingkat pengembalian produk mencapai 30%. Dengan berbagai alasan pembeli mengembalikan produk yang telah diterimanya, alasan yang paling menonjol adalah produk tidak sesuai dengan gambar atau photo yang ada di toko online. Dalam upaya meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan maka perusahaan e-commerce wajib membuat system pengembalian atau return management.
Masalah system pembayaran atau payment system dalam bisnis e-commerce juga menjadi permasalahan yang serius. Data system pembayaran yang digunakan dalam bisnis e-commerce di Indonesia menunjukkan;
- Transfer bank 57%
- COD 28%
- Kartu kredit 7%
- Sistem pembayaran lainnya 8%
Dengan demikian metoda transfer bank dan COD masih menjadi system pembayaran yang diminati oleh masyarakat. Data lain menunjukkan bahwa hanya 40% populasi penduduk Indonesia yang sudah memiliki rekening bank, sementara hanya 4,5% yang memiliki kartu kredit. Dari kondisi ini, bisnis e-commerce membutuhkan sarana pembayaran alternative yang bisa mengakomodasi masyarakat yang belum memiliki rekening bank, yaitu sebanyak 60% dari populasi penduduk di Indonesia.
Sedangkan Yan Hendry Jauwena, selaku Direktur Solusi Bisnis PT Pos Logistik Indonesia memaparkan bahwa salah satu kunci sukses e-commerce logistic adalah bagaimana menghapus proses manual sekecil mungkin, sehingga proses manual hanya dilakukan untuk sesuatu yang memang harus dilakukan secara manual dan selebihnya dilakukan oleh teknologi. Untuk diperlukan system integrasi yang bisa menghubungkan dan menjembatani antara proses di logistic dan e-commerce.
Dari paparan di atas, jelas sudah apa yang dibutuhkan oleh bisnis e-commerce dan PT Pos Indonesia memiliki kapasitas untuk itu. Untuk memenuhi kebutuhan bisnis e-commerce apa yang harus dilakukan oleh PT Pos Indonesia adalah sebagai berikut:
- Membangun system integrasi yang bisa menghubungkan antara system e-commerce dengan system shipping. Saat ini belum ada satupun perusahaan logistic maupun perusahaan kurir yang mempunyai system integrator tersebut. E-shipping bukanlah layanan baru, tapi merupakan system aplikasi integrator yang nantinya bisa menghubungkan sistem e-commerce eksternal (seperti Zalora, Lazada, Tokopedia, Bukalapak dan sebagainya) dengan system shipping internal (Ipos). Orang yang bertransaksi atau melakukan pembelian di toko online secara otomatis datanya di-push di Ipos, sehingga ketika petugas kolekting akan melakukan input data ke Ipos cukup hanya dengan memasukkan data nomor order maka seluruh data yang dibutuhkan akan muncul. Demikian pula ketika melakukan update status data kiriman, secara otomatis akan langsung terkirim ke system e-commerce
- Membangun metoda pembayaran e-commerce yang bisa menjadi cara pembayaran alternative yang diharapkan oleh para pelaku bisnis e-commerce.
Metode pembayaran e-commerce yang sedang dibangun oleh Proyek E-Commerce adalah merupakan layanan baru di perusahaan yang pada saatnya diberi brand Pos2Pay. Kalau di dunia bisnis online dikenal yang namanya rekening bersama (rekber). Namun perbedaannya, Pos2Pay sudah pasti merupakan metoda pembayaran yang legal dan diakui oleh instansi yang berwenang dalam hal ini. Beda dengan “rekber-rekber” yang sudah ada saat ini, apakah berdiri dan operasionalnya legal masih menjadi pertanyaan. Dengan demikian Pos2Pay akan menambah jaminan keamanan bertransaksi dalam bisnis e-commerce. Dan inilah yang dinantikan oleh para stakeholder bisnis ini.
- Membangun system COD (cash on delivery) sebagai layanan baru di perusahaan.
Belum terbangunnya rasa trust atau kepercayaan yang tinggi pada bisnis e-commerce, serta budaya masyarakat Indonesia yang harus melihat secara langsung produk yang akan dibeli, hal ini menyebabkan metoda pembayaran secara COD (Cash on Delivery) masih sangat diperlukan. Dan tidak semua perusahaan logistic dan kurir mampu menyelenggarakan layanan itu. Sehingga pasar bisnis e-commerce sangat menantikan peran PT Pos Indonesia untuk lebih besar lagi menggarap ceruk pasar ini.
- Membangun manajemen retur kiriman e-commerce.
Jaringan PT Pos Indonesia yang tersebar di seluruh pelosok Nusantara menjadi modal bagi perusahaan ini untuk membangun system manajemen retur kiriman e-commerce. Pembeli e-commerce yang ingin melakukan retur produk yang sudah dibelinya tidak susah, yaitu bisa melalui seluruh kantor pos sebagai shipping point retur kiriman e-commerce.
Melihat potensi Indonesia sebagai Negara yang paling potensial dalam bisnis e-commerce, jika hal tersebut di atas bisa diimplementasikan maka kiriman e-commerce akan menjadi sumber pendapatan baru bagi perusahaan. PT Pos Indonesia diharapkan menjadi satu-satunya pilihan utama dalam bisnis e-commerce.
Baca juga : Regulasi Bisnis E-Commerce di Indonesia
-6.917464
107.619123